Jakarta

Kebakaran 20 petak hunian dan tempat usaha di Jalan KS Tubun III, Palmerah, Jakarta Barat membuat seorang warga gigit jari karena tabungannya hangus terbakar. Uang tabungan yang hangus itu mencapai Rp 6 juta.

Warga yang uangnya hangus itu adalah Sigit, dia salah satu pengontrak rumah di lantai dua. Kebakaran yang terjadi pada Kamis (28/3/2024) sekitar pukul 19.40 WIB itu membuatnya banyak kehilangan harta benda.

Sigit menyadari uangnya hangus setelah mengecek puing-puing bekas kebakaran. Padahal setengah dari uang itu adalah tabungan milik putrinya yang masih duduk di kelas 2 SD.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Uang saya yang baru dituker kebakar. Total enam juta uang kebakar. Tadi sempat saya korek-korek, ternyata memang kebakar,” ujar Sigit saat ditemui detikcom, Jumat (29/3/2024).

“Uang Rp. 3 jutanya punya anak saya. Itu tabungannya yang disimpan dalam kaleng, kebakar juga,” sambungnya.

Sigit bercerita uang milik anaknya semula diniatkan dipindah ke bank pada Senin (1/4/2024) mendatang. Uang itu rencananya ditabung untuk membeli barang yang sudah diidamkan sang anak sejak lama.

“Niat saya mau dibuatin rekening khusus buat ditabung di bank hari Senin besok. Tapi ternyata nasib nggak ada yang tahu. Itu juga anak saya nabung katanya pingin beli sepeda listrik,” ucapnya.

Selain uang tunai, anak perempuan semata wayang Sigit harus kehilangan boneka kesayangan. Dia menangis ketika tahu bonekanya tidak tertolong saat api membumbung tinggi dari tempatnya tinggal.

“Anak saya nangis, boneka kesayangannya kebakar,” ungkapnya.

Sedang Salat Tarawih

Beberapa saat sebelum kebakaran menghanguskan 20 petak hunian itu, Sigit dan 22 warga lainnya sedang salat tarawih di musala. Tempat ibadah itu terletak di lantai satu, sedangkan kontrakan berada di lantai dua.

Ketika insiden itu terjadi, tidak ada satu orang pun yang menyadari api sudah mulai membesar di lantai dua. Sigit baru sadar lantaran ada warga dari luar berteriak dan berlari ke musala untuk menyampaikan kabar kebakaran.

“Saya sempat dengar ada suara ledakan. Itu awalnya saya cuek aja, mungkin anak-anak yang lagi pada main. Itu pun baru selesai dua rakaat,” tukasnya.

“Pas saya keluar, Ternyata api sudah di atas kepala persis,” imbuh dia.

Sebab itu, Sigit langsung mengevakuasi anak dan istrinya yang berada dalam musala ke tempat yang aman. Kemudian dia masuk kembali dengan membawa apar untuk mencoba memadamkan api.

“Ada tiga apar, seharusnya lima, tapi yang dua nggak bisa diambil karena jalannya sudah ketutup api,” ujarnya

“Tapi sampai habis apar yang dipakai, hasilnya tetap api nggak padam. Api malah terus membesar, apalagi ini bangunan kayu,” sambungnya

(dek/dek)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *